Bekasi (25/07/2025) – Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Mugiyanto mengungkapkan bahwa anak-anak adalah makhluk yang paling ceria dan aktif dalam tumbuh kembangnya. Namun, kehidupan anak-anak tidak terlepas dari berbagai permasalahan seperti perilaku bullying ke sesama teman serta suara anak-anak sering diabaikan oleh lingkungan masyarakat dan pemerintah.
“Permasalahan ini adalah butki bahwa tidak adanya ruang partisipasi anak, serta belum semua anak bisa menyampaikan gagasannya ke lingkungan masyarakat dan pemerintah. Bahkan, belum semua sekolah menyediakan tempat aman untuk bersikap dan bercerita,” ucap Mugiyanto saat menghadiri perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang digelar oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jumat (25/07).
Untuk mengatasi permasalahan itu, Kementerian Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (KemenHAM RI) akan terus berupaya untuk memperjuang hak anak, diantaranya mengadakan kerjasama dengan sekolah, rumah ibadah, komunitas lintas iman, dan pemerintah daerah.
“Dalam kerjasama ini, kami ingin pastikan setiap sekolah menjadi zona ramah anak, setiap tempat ibadah mengajarkan cinta kasih, serta setiap anak dari latar belakang apapun merasa dihargai. Setiap bentuk kekerasan ditangani secara adil, penuh kasih, dan berpihak pada korban. Ini adalah langkah awal membangun masa depan damai yang dimulai dari melindungi anak ini,” jelas Mugiyanto.
Melalui kerjasama ini, Mugiyanto yakin bahwa anak-anak nantinya akan memiliki keberanian di dalam menjalankan kehidupannya sekaligus menunjukan eksistensinya di lingkungan masyarakat.
“Anak-anak bukanlah pelengkap dan hak anak bukanlah sebatas tulisan, melainkan anak adalah bukti nyata dalam kehidupan. Kami percaya bahwa anak-anak adalah pemimpin hari ini juga,” tegas Mugiyanto.
Menyambut tahun 2045 mendatang, Mugiyanto menyinggung bahwa Indonesia Emas bukan sekadar bicara teknologi dan ekonomi saja, namun juga memastikan agar jangan sampai ada anak yang takut ke sekolah, jangan sampai ada anak yang dibungkam karena beda pendapat, serta jangan sampai ada anak yang kehilangan rumah akibat hutan ditebang.
“Kami akan terus berjuang agar kamu tumbuh dalam negara yang menghormati setiap anak-tanpa kecuali dan tanpa diskriminasi,” ujar Mugiyanto.
Selain kepada anak-anak, Mugiyanto berpesan kepada para guru, orang tua, pemuka agama, dan orang-orang dewasa agar mereka mau mendengarkan suara anak-anak di kemudian hari. “Kalau kita ingin bumi tetap hijau, belajarlah dari kepolosan dan kejujuran mereka,” pesan Mugiyanto.
Diketahui, perayaan HAN 2025 ini merupakan bentuk komitmen dalam memperjuangkan perlindungan dan hak-hak anak di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Adapun tema yang diusung yaitu “Anak Hebat, Indonesia Kuat menuju Indonesia Emas 2045”. Berdasarkan tema ini, PGI merumuskan sub tema “Anak Hebat, Peduli Lingkungan dan Keberagaman”.
Perayaan yang digelar di Gereja Kristen Pasungan (GKP) ini turut dihadiri oleh Sekretaris Umum PGI Pdt. Darwin Darmawan beserta jajaran pengurus PGI, para perwakilan pemuka agama, dan anak-anak lintas iman dari berbagai jenjang pendidikan di wilayah Kampung Sawah, Bekasi.